Breaking

Tuesday, December 29, 2015

Pengertian Identitas Mahasiswa

Menyelami Peran dan Fungsi Mahasiswa

    A.      Pengertian Mahasiswa
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI bagian ke empat pasal 19 bahwasanya “ mahasiswa ” itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa/ murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa pembelajarannya. Menurut Bobbi de porter secara harfiyah, “ mahasiswa ” terdiri dari dua kata, yaitu ” Maha ” yang berarti tinggi dan ” Siswa ” yang berarti subyek pembelajar), jadi dari segi bahasa “ mahasiswa ” diartikan sebagai pelajar yang tinggi atau seseorang yang belajar di perguruan tinggi/ universitas.
Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. 
Mahasiswa mennurut Sarwono[1] (1978) adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi, dididik dan di harapkan menjadi calon-clon intelektual.
Dalam dunia kampus (formal), mahasiswa terbagi pada 3 strata, yaitu untuk strata S1, seorang mahasiswa diharapkan mampu memahami suatu konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut sesuai pemahaman mendalam konsep yang telah dipelajari. Untuk strata S2, mahasiswa diharapkan mampu merumuskan sesuatu yang berguna atau bernilai lebih untuk bidangnya. Sedangkan S3 diharapkan mampu menyumbang ilmu baru bagi bidangnya. Menurut Karl Max, Mahasiswa berada dalam posisi kelas tengah dari tiga kelas (elit, tengah, bawah). Dalam posisinya tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjadi pendorong kelas bawah untuk bangkit, dan menjadi penekan/control bagi kelas elite yang tidak cinta rakyat.

B.       Ciri-Ciri Mahasiswa
Berikut adalah ciri dari seorang mahasiswa antara lain :
1.    Analitis
Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Jadi mahasiswa di sini adalah pelajar yang memiliki kemampuan untuk menyelidiki secara mendalam terhadap suatu permasalahan atau kasus tertentu yang terjadi disekitarnya sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
2.    Realistis
Realistis dalam KBBI bersifat nyata (real); bersifat wajar. Maka dapat disimpulkan bahwa seorang mahasiswa dalam kesehariannya harus mampu bersikap dan memiliki pandangan yang realistis.  Sehingga diharapkan nantinya seorang mahasiswa dalam menilai dan bersikap untuk suatu permsalahan haruslah realistis.
3.    Kritis
Keadaan yg berbahaya (KBBI), dalam hal ini kritis selalu diidentikan sebagai bagian dari sikap seorang intelektual. Karena sikap kritis disini memiliki tujuan untuk melakukan control dan perubahan kearah yang ideal (seharusnya). Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat selalu dituntut untuk mampu bersikap kritis terhadap keadaan disekitarnya.
4.    Rasionalitas
Menurut pikiran dan pertimbangan yg logis (KBBI). Maksudnya di sini mahasiswa dalam menyikap suatu permasalahan harus dengan sikap yang rasional. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari seorang mahasiswa dalam bertindak harus mengedepankan nilai-nilai rasionalitas. Karena mahasiswa adalah pelajar yang mengedepankan akal pikirannya atau biasa kita katakana bahwa mahasiswa adalah calon intelektual.
5.    Sistematis
Berarti memakai sistem; dng cara yg diatur baik-baik. (KBBI). Dalam proses berpikir seorang mahasiswa harus sistematis, terutama dalam hal langkah yang diambil. Bahkan dalam menyikapi suatu permasalahan, mahasiswa sangat ditekankan kepada proses berpikir yang sistematis dalam menemukan dan menentukan solusi yang ada.
6.    Kreatif
Berarti  memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan. Kreatif adalah bagian penting dari seorang mahasiswa. Kreativitas akan muncul dari seorang yang berpikiran bebas. Karena sifat kreatif tidak bisa muncul dari pemikiran yang dibelenggu oleh suatu hal. Hasil dari nalar mahasiswa merupakan krativitas seorang mahasiswa.
7.    Objektif
Berarti mengenai keadaan yg sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi (KBBI). Dalam hal ini ciri yang lekat dengan seorang mahasiswa adalah pandangannya yang objektif terhadap suatu permasalahan untuk mencari kebenaran dan pemecahan masalah yang ada.

C.      Tipe Mahasiswa
1.      Mahasiswa Kritis
Mahasiswa kritis merupakan mahasiswa yang memiliki sikap kritis terhadap keadaaan yang tidak ideal bagi pemikirannya. Sehingga mahasiswa yang kritis cenderung vokal dalam kesehariannya.
2.      Mahasiswa Hedonis
Mahasiswa tipe ini berpandangan bahwa kebahagiaan hidup dilihat dari materi, dan biasanya identik dengan hal-hal yang sifatnya menyenangkan.
3.      Mahasiswa Apatis
Mahasiswa tipe ini biasanya masa bodoh/acuh terhadap kondisi sekitarnya dan sibuk dengan dirinya sendiri.
4.      Mahasiswa Aktivis
Mahasiswa ini adalah golongan mahasiswa yang selalu terlibat aktif dalam berbagai macam kegiatan sosial, masyarakat, lingkungan, dsb.
5.      Mahasiswa Pragmatis
Mahasiswa pragmatis merupakan mahasiswa yang cenderung menggunakan cara-cara yang bersifat praktis, kadangkala ada yang sifatnya menguntungkan pribadi waluapun terkadang juga praktis untuk kepentingan umum.
6.      Mahasiswa Oportunis
Mahasiswa oportunis adalah seorang mahasiswa yang memiliki pemikiran oportunis demi mencapai tujuannya, yakni memanfaatkan kesempatan demi keuntungan sendiri.

D.      Peran Dan Fungsi Mahasiswa
Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan M.Hatta yaitu membentuk manusisa susila dan demokrat yang
1.    Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
2.    Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan
3.    Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat
Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri.
Insan akademis harus memiliki sense of crisis yaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya saat ini. Hal ini akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
Secara garis besar mahasiswa mempunyai 3 peran, yakni:
1.      Peran Moral
Kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau, maka disinilah mahasiswa dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
2.      Peran Sosial
Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri melainkan juga harus membawa manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
3.      Peran Akademis/intelektual
Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek (kritis, idealis) haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Mahasiswa menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan pengetahuan dan wawasan keilmuan yang ia dapatkan.
Dengan berbagai ciri, tipe dan fungsi mahasiswa, maka dapat disimpulkan bahwasannya mahasiswa sesungguhnya mempunyai tanggungjawab yang amat besar  sebagai konsekuensi dari nama yang diembannya.
Dengan tanggungjawab yang sedemikian berat, maka mahasiswa dituntut melakukan perubahan dengan “berbagai” cara yang tidak lepas dari koridor identitas mahasiswa. Berkaitan dengan hal tersebut, Rosulullah bersabda: “Siapa saja yang menyaksikan kemunkaran, hendaknya mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka hendaknya dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah dengan hatinya (mengingkari dg hati, menunjukkan sikap tidak suka) dan itu adalah selemah – lemah iman.” (THR. Muslim)





[1] Tokoh yang membidangi kelahiran Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI)

No comments:

Post a Comment

Adbox