A. Pengertian Mahasiswa
Menurut UU
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI bagian ke empat pasal 19
bahwasanya “ mahasiswa ” itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa/
murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa
pembelajarannya. Menurut Bobbi de porter secara harfiyah, “ mahasiswa ” terdiri
dari dua kata, yaitu ” Maha ” yang berarti tinggi dan ” Siswa ” yang berarti
subyek pembelajar), jadi dari segi bahasa “ mahasiswa ” diartikan sebagai
pelajar yang tinggi atau seseorang yang belajar di perguruan tinggi/
universitas.
Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta
didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu.
Mahasiswa mennurut Sarwono[1]
(1978) adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti
pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan
insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi,
dididik dan di harapkan menjadi calon-clon intelektual.
Dalam dunia kampus (formal), mahasiswa terbagi pada 3 strata,
yaitu untuk strata S1, seorang mahasiswa diharapkan mampu memahami suatu
konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk
permasalahan tersebut sesuai pemahaman mendalam konsep yang telah dipelajari.
Untuk strata S2, mahasiswa diharapkan mampu merumuskan sesuatu yang berguna
atau bernilai lebih untuk bidangnya. Sedangkan S3 diharapkan mampu menyumbang
ilmu baru bagi bidangnya. Menurut Karl Max, Mahasiswa berada dalam posisi kelas
tengah dari tiga kelas (elit, tengah, bawah). Dalam posisinya tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjadi pendorong
kelas bawah untuk bangkit, dan menjadi penekan/control bagi kelas elite yang
tidak cinta rakyat.
B.
Ciri-Ciri Mahasiswa
Berikut adalah ciri dari seorang mahasiswa antara lain :
1. Analitis
Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah
kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara
mendalam. Jadi mahasiswa di sini adalah pelajar yang memiliki kemampuan untuk menyelidiki secara mendalam
terhadap suatu permasalahan atau kasus tertentu yang terjadi disekitarnya
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
2. Realistis
Realistis
dalam KBBI bersifat nyata (real); bersifat wajar. Maka dapat disimpulkan bahwa seorang
mahasiswa dalam kesehariannya harus mampu bersikap dan memiliki pandangan yang
realistis. Sehingga diharapkan nantinya seorang mahasiswa dalam menilai
dan bersikap untuk suatu permsalahan haruslah realistis.
3. Kritis
Keadaan yg
berbahaya (KBBI), dalam hal ini kritis selalu
diidentikan sebagai bagian dari sikap seorang intelektual. Karena sikap kritis
disini memiliki tujuan untuk melakukan control dan perubahan kearah yang ideal
(seharusnya). Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat selalu dituntut untuk
mampu bersikap kritis terhadap keadaan disekitarnya.
4. Rasionalitas
Menurut pikiran
dan pertimbangan yg logis (KBBI). Maksudnya di sini mahasiswa dalam menyikap suatu permasalahan harus
dengan sikap yang rasional. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari seorang
mahasiswa dalam bertindak harus mengedepankan nilai-nilai rasionalitas. Karena
mahasiswa adalah pelajar yang mengedepankan akal pikirannya atau biasa kita
katakana bahwa mahasiswa adalah calon intelektual.
5. Sistematis
Berarti memakai sistem; dng cara yg diatur
baik-baik. (KBBI). Dalam
proses berpikir seorang mahasiswa harus sistematis, terutama dalam hal langkah
yang diambil. Bahkan dalam menyikapi suatu permasalahan, mahasiswa sangat
ditekankan kepada proses berpikir yang sistematis dalam menemukan dan
menentukan solusi yang ada.
6. Kreatif
Berarti memiliki daya cipta; memiliki
kemampuan untuk menciptakan. Kreatif
adalah bagian penting dari seorang mahasiswa. Kreativitas akan muncul dari
seorang yang berpikiran bebas. Karena sifat kreatif tidak bisa muncul dari
pemikiran yang dibelenggu oleh suatu hal. Hasil dari nalar mahasiswa merupakan
krativitas seorang mahasiswa.
7. Objektif
Berarti mengenai keadaan yg sebenarnya tanpa
dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi (KBBI). Dalam hal ini ciri yang lekat dengan seorang mahasiswa adalah
pandangannya yang objektif terhadap suatu permasalahan untuk mencari kebenaran
dan pemecahan masalah yang ada.
C. Tipe Mahasiswa
1.
Mahasiswa Kritis
Mahasiswa
kritis merupakan mahasiswa yang memiliki sikap kritis terhadap keadaaan yang
tidak ideal bagi pemikirannya. Sehingga mahasiswa yang kritis cenderung vokal
dalam kesehariannya.
2.
Mahasiswa Hedonis
Mahasiswa tipe ini berpandangan bahwa kebahagiaan hidup dilihat dari materi, dan biasanya identik dengan hal-hal yang sifatnya menyenangkan.
3. Mahasiswa
Apatis
Mahasiswa tipe ini biasanya masa bodoh/acuh terhadap kondisi sekitarnya dan sibuk dengan dirinya sendiri.
4.
Mahasiswa Aktivis
Mahasiswa
ini adalah golongan mahasiswa yang selalu terlibat aktif dalam berbagai macam
kegiatan sosial, masyarakat, lingkungan, dsb.
5.
Mahasiswa Pragmatis
Mahasiswa
pragmatis merupakan mahasiswa yang cenderung menggunakan cara-cara yang
bersifat praktis, kadangkala ada yang sifatnya menguntungkan pribadi waluapun
terkadang juga praktis untuk kepentingan umum.
6.
Mahasiswa Oportunis
Mahasiswa oportunis
adalah seorang mahasiswa yang memiliki pemikiran oportunis demi mencapai
tujuannya, yakni memanfaatkan
kesempatan demi keuntungan sendiri.
D.
Peran Dan Fungsi Mahasiswa
Berdasarkan
tugas perguruan tinggi yang diungkapkan M.Hatta yaitu membentuk manusisa susila
dan demokrat yang
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan
masyarakat
2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu
pengetahuan
3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat
Berdasarkan
pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas perguruan
tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan
menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri.
Insan akademis harus memiliki sense
of crisis yaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi
di sekitarnya saat ini. Hal ini akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa
itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah.
Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka mahasiswa diharapkan dapat memahami
berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang
tepat untuk menyelesaikannya.
Secara garis
besar mahasiswa mempunyai 3 peran, yakni:
1.
Peran Moral
Kampus
merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang
mereka mau, maka disinilah mahasiswa dituntut
suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk
dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang
hidup dalam masyarakat.
2.
Peran Sosial
Selain
tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, bahwa
keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri
melainkan juga harus membawa manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
3.
Peran Akademis/intelektual
Mahasiswa
sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek (kritis, idealis) haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah
kehidupan nyata. Mahasiswa menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah
bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik
dengan pengetahuan dan wawasan keilmuan yang ia dapatkan.
Dengan
berbagai ciri, tipe dan fungsi mahasiswa, maka dapat disimpulkan bahwasannya
mahasiswa sesungguhnya mempunyai tanggungjawab yang amat besar sebagai konsekuensi dari nama yang diembannya.
Dengan tanggungjawab yang sedemikian berat, maka mahasiswa dituntut
melakukan perubahan dengan “berbagai” cara yang tidak lepas dari koridor
identitas mahasiswa. Berkaitan dengan hal tersebut, Rosulullah bersabda: “Siapa saja yang menyaksikan
kemunkaran, hendaknya mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka
hendaknya dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah dengan hatinya
(mengingkari dg hati, menunjukkan sikap tidak suka) dan itu adalah selemah –
lemah iman.” (THR.
Muslim)
No comments:
Post a Comment